Fenomena Situs Web kloning dan Modus Penipuan Berbasis API yang Semakin Canggih

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia digital di Indonesia menghadapi lonjakan kasus penyalahgunaan sistem API dan whitelabel oleh sejumlah situs ilegal. Modus yang digunakan pun semakin kompleks dan sulit dideteksi, bahkan oleh pengguna berpengalaman.

Salah satu skema yang mulai terungkap adalah penggunaan sistem whitelabel, di mana pelaku membuat situs web dengan tampilan profesional dan konten siap pakai, lalu menggandakan sistem backend dari situs besar lainnya. Tujuannya: menciptakan kesan situs resmi, padahal sebenarnya hanya tiruan.

Modus Kloning Situs dan Redirect Domain

Kasus yang mencuat baru-baru ini menunjukkan adanya domain lama (yang sebelumnya digunakan untuk layanan edukasi atau kesehatan) yang dialihkan ke situs-situs baru dengan tampilan mencurigakan. Bahkan dalam beberapa laporan komunitas, ditemukan bahwa sejumlah domain sudah berpindah tangan dan menampilkan konten yang sama dengan situs populer lainnya, namun tanpa afiliasi resmi.

Beberapa platform bahkan mampu menyamarkan data situs induk, menjadikan mereka sulit dilacak. Di sisi lain, tidak sedikit pula situs web ringan yang dibangun oleh komunitas teknologi sebagai bentuk eksperimen digital.

Laporan Blokir dari Kominfo

Kementerian Kominfo sendiri mencatat, dari tahun 2020 hingga 2025, lebih dari 800.000 konten online telah diblokir karena dinilai melanggar regulasi. Di antaranya termasuk situs dengan sistem otomatisasi API, dan yang memanfaatkan celah redirect domain.

Cara Masyarakat Bisa Lebih Waspada

Berikut beberapa langkah pencegahan untuk masyarakat digital:

Waspadai situs yang tiba-tiba berubah fungsi 

Hindari situs yang meminta data sensitif tanpa izin resmi

Gunakan DNS filtering atau layanan pemblokir konten berbahaya

Jangan tergiur tampilan profesional tanpa legalitas yang jelas

Penutup

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, literasi digital tetap menjadi senjata utama masyarakat. Mampu membedakan antara layanan yang benar dan palsu adalah kunci agar tidak terjebak dalam skema digital yang menyesatkan