top of page
Typing on a Computer

Low-Code vs Traditional Development: Masa Depan Pembuatan Aplikasi

ree

Di era digital yang bergerak super cepat, perusahaan dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar. Salah satu tantangan terbesar adalah kecepatan dalam membangun aplikasi. Kalau dulu, bikin aplikasi butuh tim besar dengan skill coding yang dalam, sekarang muncul pendekatan baru: low-code development.Pertanyaannya, apakah low-code akan benar-benar menggantikan pengembangan tradisional, atau justru keduanya akan saling melengkapi?

Apa Itu Low-Code?

Low-code adalah metode pengembangan aplikasi dengan sedikit kode atau bahkan tanpa kode sama sekali. Developer (atau bahkan orang non-teknis) bisa membangun aplikasi hanya dengan drag-and-drop komponen visual.Contoh platform low-code: Mendix, OutSystems, Zoho Creator, dan Microsoft Power Apps.

Keunggulannya jelas:

  • Cepat bikin prototipe.

  • Bisa dipakai oleh tim bisnis, bukan hanya developer.

  • Lebih murah dalam jangka pendek.

Apa Itu Traditional Development?

Metode tradisional berarti aplikasi dibangun dari nol dengan bahasa pemrograman seperti Java, Python, C#, atau JavaScript.Kelebihannya:

  • Lebih fleksibel.

  • Bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan spesifik.

  • Cocok untuk aplikasi skala besar dan kompleks.

Kekurangannya:

  • Butuh waktu lama.

  • Membutuhkan developer dengan skill tinggi.

  • Biaya pengembangan dan maintenance lebih besar.

Low-Code vs Traditional: Head-to-Head

  1. Kecepatan

    • Low-code: bikin aplikasi internal bisa selesai dalam hitungan hari.

    • Tradisional: bisa makan waktu berbulan-bulan.

  2. Skalabilitas

    • Low-code: bagus untuk aplikasi kecil–menengah.

    • Tradisional: lebih tahan banting untuk aplikasi besar dengan jutaan user.

  3. Kontrol & Fleksibilitas

    • Low-code: terbatas dengan fitur platform.

    • Tradisional: bebas dikembangkan sesuai kreativitas tim.

  4. Biaya

    • Low-code: murah di awal, tapi bisa jadi mahal kalau langganan platform makin besar.

    • Tradisional: mahal di awal, tapi biaya jangka panjang bisa lebih stabil.

Contoh Nyata

  • Low-Code: perusahaan retail kecil butuh aplikasi inventori cepat → pakai Zoho Creator, selesai dalam seminggu.

  • Tradisional: e-commerce skala nasional → perlu custom fitur pembayaran, integrasi logistik, AI recommendation → butuh development tradisional.

Masa Depan: Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Faktanya, low-code tidak akan sepenuhnya menggantikan traditional development.

  • Untuk aplikasi internal atau prototyping → low-code adalah solusi terbaik.

  • Untuk aplikasi core bisnis skala besar → traditional tetap jadi pilihan utama.

  • Kombinasi keduanya (hybrid) semakin populer.

Low-code dan traditional development bukanlah musuh, melainkan alat yang bisa dipakai sesuai kebutuhan.Perusahaan yang cerdas akan tahu kapan harus memilih low-code demi kecepatan, dan kapan harus pakai traditional demi kestabilan jangka panjang.


Kategori

Label

Arsip

Fusi Solusi Transformasi

PT Fusi Solusi Transformasi

Kami membantu perusahaan mengimplementasikan transformasi digital sejak tahun 2013 dengan fokus utama pada managed services, software solutions, serta hardware dan IoT solutions

Kebijakan Privasi|

Hubungi Kami

021-8725617

Ikuti Kami

  • Instagram
  • LinkedIn

© 2025 PT Fusi Solusi Transformasi | All Rights Reserved

bottom of page