top of page
Typing on a Computer

Scroll, Scam, Repeat: Drama Digital Era Kini

ree

Di era digital yang serba cepat ini, kehidupan kita tak lepas dari layar—entah itu ponsel, laptop, atau tablet. Setiap bangun tidur, jari otomatis menggulir linimasa; setiap jeda aktivitas, kita menyelam ke dunia digital. Namun, di balik kemudahan informasi dan hiburan, ada bayangan gelap yang terus tumbuh: penipuan digital dan drama yang tiada habisnya.


Dunia dalam Genggaman, Masalah pun Datang

Media sosial yang awalnya diciptakan untuk menyambung komunikasi, kini berubah menjadi panggung besar drama dan konflik. Semua orang bisa jadi jurnalis, komentator, atau bahkan hakim moral. Isu-isu pribadi berubah jadi konsumsi publik, dan masalah kecil bisa viral dalam hitungan jam.

Dalam kondisi ini, pengguna rentan terjebak dalam siklus "Scroll, Scam, Repeat". Kita terus menggulir berita, tergoda klikbait, lalu tiba-tiba menjadi korban penipuan—baik dalam bentuk phishing, jual beli online palsu, hingga investasi bodong yang menjanjikan keuntungan cepat.


Scam: Evolusi Penipuan yang Makin Canggih

Jika dulu penipuan hanya lewat SMS berhadiah, sekarang bentuknya jauh lebih kompleks. Penipu menyaru sebagai customer service, akun verified palsu, hingga AI-generated content yang tampak meyakinkan. Mereka memanfaatkan psikologi manusia: rasa takut, keinginan cepat kaya, atau kepedulian sosial.

Bahkan, tidak sedikit yang terjebak dalam “romance scam” —di mana pelaku merayu korban lewat dunia maya dan berujung pemerasan emosional dan finansial. Dan ini bukan hanya menimpa mereka yang awam teknologi; siapa pun bisa jadi target.


Drama Digital: Konsumsi Publik yang Ketagihan

Selain scam, masyarakat juga mulai candu terhadap drama digital. Public shaming, doxing, cancel culture, hingga perang komentar menjadi makanan sehari-hari. Satu unggahan bisa merusak reputasi seseorang, tanpa memberi ruang klarifikasi.

Fenomena ini menimbulkan kelelahan emosional massal. Kita tak sadar, setiap kali menggulir linimasa, kita sedang mengonsumsi racun dalam dosis kecil—yang lama-lama berdampak pada kesehatan mental.


Bagaimana Kita Harus Menyikapi?

  1. Tingkatkan literasi digital. Jangan langsung percaya pada informasi yang viral. Cek sumber, cek fakta, dan jangan mudah terpancing emosi.

  2. Jangan overshare. Semakin banyak informasi pribadi yang kita unggah, semakin besar peluang kita dimanipulasi.

  3. Lindungi privasi dan keamanan akun. Gunakan autentikasi dua faktor, jangan klik tautan mencurigakan, dan hindari aplikasi yang meminta akses berlebihan.

  4. Ambil jeda. Detoks digital secara berkala penting untuk menjaga kewarasan. Dunia nyata jauh lebih sehat daripada drama dunia maya.


Penutup

"Scroll, Scam, Repeat" bukan hanya frasa catchy—ini adalah gambaran nyata tentang siklus yang kita hadapi setiap hari. Namun, dengan kesadaran dan literasi yang cukup, kita bisa memutus lingkaran ini. Dunia digital seharusnya memudahkan hidup, bukan jadi sumber stres dan penyesalan. Saatnya kita jadi pengguna yang cerdas, bukan korban yang terus berulang.

Kategori

Label

Arsip

Fusi Solusi Transformasi

PT Fusi Solusi Transformasi

Kami membantu perusahaan mengimplementasikan transformasi digital sejak tahun 2013 dengan fokus utama pada managed services, software solutions, serta hardware dan IoT solutions

Kebijakan Privasi|

Hubungi Kami

021-8725617

Ikuti Kami

  • Instagram
  • LinkedIn

© 2025 PT Fusi Solusi Transformasi | All Rights Reserved

bottom of page